Dari pengalaman belajar pada Modul 3.3 Program Pendidikan Guru Penggerak dengan judul Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, dapat membuka wawasan saya terkait program yang berpihak pada murid itu adalah program yang dari murid, oleh murid dan untuk murid. Peran guru adalah fasilitator untuk berjalannya program tersebut. Dari modul 3.3 juga saya belajar bahwa kepemimpinan mirid bukan hanya ada pada murid yang diberi amanah dalam memimpin suatu organisasi saja. Tetapi semua murid berkesempatan untuk berpendapat, beropini dan menuangkan gagasan dalam program yang akan dibuat dan diharapkan berdampak positif tersebut.
Dalam proses belajar sendiri saya lebih bersifat fleksibel
sesuai dengan kebutuhan murid. Saya melakukan observasi awal agar mengerti
betul tentang pembelajaran yang menjadikan murid merasa dapat menyuarakan
gagasan, menentukan pilihan dan merasa memiliki pembelajaran di kelas yang saya
ampu.
Saya perlu meningkatkan skill/kemampuan coaching agar mampu
menjadi fasilitator saat program yang berdampak positif pada murid dirancang
dan dieksekusi. Kemampuan coaching yang mumpuni akan melahirkan murid-murid
dengan kepemimpinannya yang berkualitas.
Saat ini sedang berusaha untuk mempraktikan teori-teori yang
dipelajari dalam modul-modul program pendidikan guru penggerak ini. Praktik baik
ini untuk mengasah kemampuan dan keilmuan agar tidak hanya berhenti sampai di
saya saja. Tetapi dapat menjadi pengaruh dan menggerakan ekosistem sekolah.
Untuk terbentuknya program yang berdampak positif pada murid
tentu tidak hanya guru sebagai aktor utama yang berperan. Murid adalah aktor utama
yang sebenarnya. Guru adalah produser yang memfasilitasi dan tokoh untuk
konsultasi. Sutradara pengatur segalanya juga murid yang pegang kendali. Dari sini,
program yang dibutuhkan dan berpihak pada murid akan tepat sasaran.
Tantangan yang dihadapi untuk menggali kepemimpinan murid
adalah rasa percaya diri murid yang masih rendah untuk mengutarakan gagasan dan
opini di depan umum. Dari itu, saya berusaha membuat program yang menggali
kemampuan dan rasa percaya diri murid.
Ramadan tahun ini, saya bermusyawarah bersama kepada sekolah, rekan guru dan murid terkait kegiatan Ramadan. Selain tadarus dan Salah Duha yang memang sudah menjadi rutinitas Ramadan dari tahun-tahun sebelumnya, saya dan murid-murid menambahkan gagasan untuk mengadakan lomba azan, tilawah dan kultum. Lomba-lomba ini bertujuan untuk menggali potensi sekaligus mengasah rasa percaya diri murid dan menampilkan kepemimpinan murid.
Pengalaman dari pelatihan guru sebelumnya, saya belum mendapatkan
teori terkait coaching, budaya positif, pemetaan aset sekolah, pengambilan Keputusan
seorang pemimpin dan bagaimana membentuk program yang berdampak positif pada
murid. Dari pendidikan calon guru penggerak ini, saya melengkapi pengetahuan teori
sekaligus praktik dalam aksi nyata.
Materi-materi pada pendidikan guru penggerak ini akan saya
jadikan ilmu yang berkelanjutan. Tidak hanya berhenti sampai di tangan saya
saja. Saya akan menerapkan kepada murid sesuai dengan kebutuhan belajar mereka.
Ilmu yang saya dapat dari kegiatan pendidikan calon guru
penggerak ini saya padukan dengan pendidikan sebelumnya yang saya dapatkan dari
Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2022 lalu. Hasil kombinasi dan saya
koneksikan antar materi-materi tersebut untuk menghasilkan praktik baik yang
maksimal.