Membuat program di sekolah bukanlah wewenang sepihak saja. Di mana banyak hal harus dipertimbangkan. Pada kali ini saya ingin melaksanakan program literasi baca tulis dalam kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Beberapa pertanyaan berikut menjadi panduan untuk pelaksanaannya.
1. PROGRAM ATAU KEGIATAN APA YANG DIADAKAN?
Kegiatan literasi baca tulis. Membaca setiap hari untuk
mengasah receptive skill. Menuliskan ide-ide dan perasaan untuk mengasah
productive skill.
2. APA KATEGORI PROGRAM/KEGIATAN INI, INTRAKURIKULER,
KOKURIKULER, ATAU
EKSTRAKURIKULER?
Program Literasi baca tulis di sekolah termasuk kategori intrakurikuler dan kokurikuler. Untuk membaca dapat dimasukan dalam kategori program intakurikuler. Sedangkan aksi menulis dapat dimasukan dalam proyek kokurikuler.
3. APAKAH ADA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG DIBANGUN OLEH
GURU/SEKOLAH
DALAM PROGRAM/KEGIATAN INI?
a) Membentuk lingkungan atau fasilitas yang mendukung dengan
bahan bacaan baik cetak maupun daring.
b) Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi murid
untuk belajar.
c) Mewadahi karya tulis murid dengan pelatihan dan
mempublikasikan baik cetak maupun daring.
4. BAGAIMANA ASPEK SUARA, PILIHAN, DAN KEPEMILIKAN MURID
DIPROMOSIKAN DALAM
PROGRAM/KEGIATAN?
a) SUARA: Murid dapat menyampaikan ide terkait bahan-bahan
bacaan yang diinginkan dan di mana mereka akan mempublikasi
b) PILIHAN: Murid dapat memilih jenis tulisan yang ingin
dibaca dan ditulis.
c) KEPEMILIKAN: Karya tulis menjadi hak cipta murid.
1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN KONSEP KEPIMPINAN MURID (STUDENT
AGENCY)?
Konsep kepemimpinan murid atau student agency adalah
muridlah yang menjadi subjek atau pelaku. Guru tidak memposisikan diri sebagai
pengendali tetapi hanya sebagai fasilitator. Di sinilah murid secara maksimal
mengembangkan kompetensi dalam mengambil Keputusan dana menentukan pilihan
karya. Di mana puncaknya nanti adalah pembelajaran yang berpihak pada murid.
2. BAGAIMANA GURU DAPAT MENINGKATKAN KONSEP KEPIMPINAN MURID
DI SEKOLAH?
a) Kolaboratif: Motivasi murid dalam berbagi pendapat,
menyampaikan ide dalam diskusi, membuat proyek bersama.
b) Kreatif: Beri kesempatan kepda murid untuk menyampaikan
ide kreatif dan mengeksekusi ide tersebut. Usahakan untuk berinovasi atas
karya-karyanya.
c) Mandiri: Ajarkan siswa bertanggung jawab atas rencana
program atau proyek yang akan dilaksanakan.
d) Gotong Royong: Guru bersama murid berkolaborasi dalam
membuat karya. Murid bersama teman-temannya saling berbagi dan guru siap untuk
menjadi coach selama proyek dilaksanakan.
e) Bernalar Kritis: Murid diminta untuk berinovasi dan membuat produk atau tulisan yang bermanfaat bagi orang lain. Di sinilah murid diminta untuk bernalar kritis bagaimana caranya tulisan yang dibuat dapat bermanfaat bagi sesama.
3. BAGAIMANA KONSEP KEPIMPINAN MURID TERKAIT DENGAN PROFIL
PELAJAR PANCASILA?
Profil Pelajar Pancasila mencakup nilai berkebinekaan
global, gotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif. Konsep kepimpinan dalam profil pelajar Pancasila
adalah menjadikan murid sebagai pelaku atau subjek dari seluruh kegiatan. Murid
berhak untuk menentukan cara pelaksanaan program yang ditentukan.
mantap ibu trus di kembangkan blog
ReplyDelete